ASI tetap mampu melindungi bayi dari infeksi yang diderita ibunya, maka ibu harus tetap memberikan ASInya.
Kondisi yang perlu diperhatikan :
- tidak dianjurkan untuk menyusui jika ibu positif terjangkit virus HIV yang dapat ditularkan melalui ASI. Meski masih ada pertentangan, dimana di negara-negara miskin ibu yang terkena HIV tetap menyusui bayinya dengan anggapan masih lebih baik memberi perlindungan terhadap bayi dengan ASI ketimbang bayi harus diberi susu formula. Dengan pemikiran ASI masih memiliki zat-zat yang mampu melindungi bayi dari infeksi lainnya.
- ibu hepatitis (HbsAg+) masih bisa menyusui bayinya. bahkan WHO tetap menyarankan ibu dengan hepatitis B agar memberi ASI eksklusif, terutama bagi mereka yang tinmggal di negara berkembang
- ibu penderita TB Paru tetap dapat menyusui bayinya. sebab kuman TB tidak bisa keluar melalui ASI. selama memberi ASI, ibu harus memakai masker. Bayinya kelak akan mendapat vaksinasi BCG dan uji mantoux
- ibu penderita diabetes masih bisa menyusui bayinya asalkan ibu harus tetap mendapat pengobatan untuk memonitor kadar gula dalam darahnya.
- ibu yang menderita mastitis dan abses payudara, dianjurkan untuk mendapat pengobatan antibiotik dan tetap memberikan ASI kepada bayinya. Tapi kalau ada nanahnya, tentu saja ibu harus berhenti menyusui bayinya sampai kondisi payudara ibu pulih. Ibu masih bisa memberikan ASI dari puting susu yang sehat
- yang harus diingat menghentikan pemberian ASI karena ibu harus minum obat amat jarang terjadi.
- ibu mengkonsumsi obat antikanker atau sedang diterapi radiasi
- ibu minum obat jenis kloramfenikol, tetrasiklinklin, metronidazol, quinolon
- waspadai bayi kuning jika ibu minum obat sulfonamid, cotrimoksazol, fansidar, dapsone
No comments:
Post a Comment